Hari ini gue mulai dengan capek. Nonton TV sampe jam 1 pagi dan bangun rada terlambat membuat gue pusing kepala pagi2. Ehehe, you know gue hari ini numpang mobil temen gue dan dia juga mengambil beberapa penumpang lain. Dan ketika mobil melaju dengan tenang di tol, tanpa sadar kepala gue terkulai, tertidur … mendengkur !!!! Pernah denger macan menggeram nggak Mas?! Mirip deh. hehehe. Di kantor juga gak banyak pekerjaan karena semua orang sudah bermimpi liburan, tinggal satu temen gue yang sibuk nyari tiket pesawat ke Lombok untuk berangkat tgl 4 November, dan gak tanggung-tanggung, dia nyari tiket untuk 20 orang booooo !!!! “Kemane aje Neng?!!! Ente dah telat sebulan kalllleeeee !!!!”
Eh tapi itu bukan issue yang penting. Hari ini gue ingin menyaksikan kebaikan Tuhan yang mau Dia tunjukkan dari kejadian gak mengenakkan. Seseorang di kantor hari ini melepaskan posisinya dan akan pindah ke kantor baru bulan depan. Gue sih memang sudah siap-siap, tapi tetep aja gue jadinya limbung dan pikiran melayang-layang. Anak itu memang akrab dengan gue, meski statusnya adalah anak buah. Dia pun anak yang cinta Tuhan dan memang asyik ngobrol dengan dia karena latar belakang kita di kampus dan di POSA Fakultas / POSA UI juga mirip. Tapi sejak lama memang gue udah tau bahwa dia kayaknya gak cocok dengan pekerjaan dia yang sekarang, dan dia kayaknya memang kurang enjoy. Cuma gue aja yang masih ingin mempertahankan dia, kasih semangat, perhatian, dll deh. Dan sewaktu dihadapkan pada kenyataan bahwa dia akan pergi juga, ya gue sedih dan kecewa.
Tapi setelah gue merenung-renung selama beberapa jam, akhirnya gue sampai pada kesimpulan bahwa yang bodoh sebenarnya gue sendiri ya. Selama ini gue menganggap bahwa kalau dia sampe pergi dari perusahaan ini, itu berarti dia gagal berusaha dan gue juga gagal membimbing dia. Tapi gue sama sekali lupa bahwa di balik semua ini ada Pengatur yang Mahatahu, the Divine Organiser! Gue lupa bahwa Tuhan yang membawa dia ke perusahaan ini, dan Tuhan pula yang akan membawa dia pergi kalau memang sudah waktunya. Gue percaya bahwa meski dia stay di sini selama kurang dari 11 bulan, pengalamannya pertama dalam dunia kerja tentunya membukakan banyak hal baginya juga dan ketika semua itu dirasa cukup, dia pun siap mencoba tantangan lebih berat di tempat lain. Selama 11 bulan ini pula gue belajar bagaimana mengatur hubungan kerja yang baik sembari fokus ke soal-soal trading. Ini pun pengalaman yang berharga buat gue.
Akhirnya gue kembali bersyukur bahwa Tuhan itu baik, Dia selalu punya rencana yang indah dari situasi yang terlihat kelam. Gue bersyukur bahwa anak tersebut bisa menutup satu chapter kehidupannya dengan baik dan siap memasuki chapter yang baru dengan semangat, dan gue juga bersyukur Tuhan mengajar gue untuk menjadi pemimpin yang tidak tentu selalu baik, namun rindu untuk tetap belajar dan memperbaiki diri. Setelah merenung dan hati bergumul, akhirnya gue pun siap menulis satu surat referensi yang jujur. Isinya gak akan gue ungkapkan di sini, tapi di dalam surat itu gue menghargai kemampuan dia dengan baik dan menilai dengan predikat memuaskan. I rest my case, God will do the rest.
Then sings my soul, My Savior God, to Thee
How great Thou art, How great Thou art !