Celingak-celinguk di Jalan Casablanca yang panas terik di Senin siang. Sibuk berkejaran dengan waktu di sela-sela meeting dengan customer. Destination: Carrefour Mall Ambassador. Purpose: bayar kartu kredit yang jatuh temponya udah lewat seminggu! Hehehehehe. Dengan ongkos pas-pasan maka pilihan transportasinya udah jelas: M44 Karet-Kp. Melayu. Terima kasih untuk kenaikan BBM Oktober kemarin, ongkos jarak dekat M44 pun naik menjadi 2000 rupiah. Ah, nasib! Hidup di Jakarta memang keras dan para pengguna transportasi umum lebih sering dianak-tirikan. Memang sih sudah ada Busway Koridor 1-3, tapi di wilayah lain di kota kelahiranku tercinta ini kayaknya masih semrawut aja angkotnya. Bajaj, ojek, mikrolet, dan bis yang suka berhenti seenaknya menambah keruwetan yang mewarnai hidup sehari-hari warga. Belum lagi kendaraan yang gak pernah mengenal istilah Uji Emisi dan Masa Kadaluarsa tetap melenggang di jalan dengan parfum timbel hitam semerbak. Hmmmm…
Ups, udah 5 menit melamun, bisa telat gue. Gak pikir panjang lagi gue langsung nekat menyeberang jalan di jalur lambat. Eheheh, satu lagi kebiasaan warga Betawi tercinte: nyebrang di segala tempat; budaya yang mungkin gak akan terkikis untuk tujuh generasi ke depan. Tapi selamatlah kami kali ini: nyampe di pinggir jembatan dan langsung nyetop mikrolet, mendesak masuk dan membanting pantat di jok belakang sambil menghela napas dan menghirup udara sejuk.
Eh, SEJUK?!!! Kok sejuk?! Ada yang salah nih. Trus kok jendela mikrolet ditutup semua?! Mata memandang ke atas dan … ALAMAK!!! :
Gue gak salah liat nih?! AC?!! DI MIKROLET pulak!!! Rasanya senang bercampur excited bercampur kuatir!! Huek, panik! Ongkosnya berapa ya?!
Walah, tetep 2000 rupiah! Hmm, kayaknya ini memang inovasi terbaru Sutiyoso ya. Gue kayaknya pernah denger kalau angkutan kota lain seperti mikrolet juga akan di”manusiawi”kan. Tapi suer gue tetep kaget gak percaya aja ngeliat hasilnya. Celingak-celinguk ngeliat interiornya sih keliatannya sama aja. Cuma memang mobilnya terlihat masih baru, kaca jendelanya masih bersih dan kursinya masih belum ada bekas-bekas lemaknya! Hiiiiii… Di bawah AC di tengah tergantung pula pengharum ruangan beraroma lemon segar. Para penumpangnya juga terlihat nyaman duduk di dalam. Bahkan gadis cantik di sebelahku pun sedang tertidur manis rupanya. Ingin rasanya ikut mengambil fotonya, tapi ah! Hehehe. Posisi duduk penumpang masih tetap 6-4 (6 di kanan 4 di kiri). Tapi rupanya kursi tambahan di belakang supir gak dipasang. Sebagai gantinya terlihat setangkai besi yang dihubungkan dengan tuas di samping kiri supir dan digunakan untuk membuka dan menutup pintu belakang. Hidrolik rupanya?! Hehe.
Sayang perjalanan gue harus berakhir karena jarak kantor dengan Mall Ambassador memang kira-kira hanya 5 menit. Tapi gue turun dengan hati puas karena di tengah gambaran semrawut dan polusi yang senantiasa disematkan kepada kota Jakarta, rupanya perubahan pun tetap merambah. Memang percepatan perubahan sistem transportasi dengan kondisi kesemrawutannya masih bagaikan deret hitung dan deret ukur, akan tetapi setidaknya kita melihat bahwa kebijakan pemerintah kita mulai berjalan sebagaimana mestinya. Yah, semoga perubahan sistem transportasi kita semakin cepat dan yang paling adalah perawatan kendaraan, sehingga tetap terjaga kebersihan dan kenyamanannya. Jadi gue gak harus melulu diperlakukan seperti ikan asin berformalin kalau lagi naik angkot π
Haa? masa sih di mikrolet ada AC? perasaan gue baru 2 minggu kemaren naek M-44 masih panas2 aja tuh? eh.. ini serius apa becanda sih?!pattawari
hehehe, fotonya membuktikan bukan?! Tapi kayaknya belum semua deh, baru segelintir. Kamu naik M44 darimana?! bareng yuuk :p
hehehe… ntar deh kalo gue ke jakarta lagi..
wahhh enak bener sekarang mikrolet ada acnya huhuhu… canggih canggihh!! jaman tambah canggih π