Jogja punya mainan baru sekarang: Trans Jogja.
Ini adalah moda transportasi bis umum yang mengadaptasi moda serupa dari Trans Jakarta. Bedanya dengan busway Jakarta adalah, Trans Jogja ini tidak berjalan di jalur khusus, jadi berjalan di jalur umum alias tidak bebas macet. Kedua, ukuran bisnya lebih kecil daripada Trans Jakarta.
Trans Jogja mempunyai 6 rute yang mengelilingi Jogja:
Sori gambarnya emang gue kecilin, nanti klik aja petanya biar dapat gambar lebih besar ya 🙂
Ongkos sekali naik bis ini adalah Rp 3000 saja dan bisa berkeliling Jogja tanpa harus membayar lebih, asalkan kita tidak keluar halte setiap kali transit. Untuk penduduk lokal dan turis yang sering menggunakan bis ini, bisa membeli tiket langganan di halte-halte tertentu. Dengan menggunakan kartu ini, kita mendapat potongan harga 10% ketika naik, dan juga ketika kita keluar di satu halte lalu masuk lagi di halte lain dalam waktu kurang dari 1 jam, kita tidak akan dikenakan biaya lagi. Sistem ticketingnya sudah elektronik; kita tinggal memasukkan karcis ke mesin atau memindainya untuk tiket langganan. Hebat ya! Ini gambar bisnya:
Foto-foto lainnya dapat dilihat di sini.
Yang paling membuat saya terkesan adalah bahwa kita bisa naik bis ini sampai ke Bandara Adisucipto dan bahkan Candi Prambanan dengan hanya membayar 3 ribu perak saja. Lalu perkembangan menarik lainnya adalah Bandara Adisucipto yang sudah terintegrasi dengan sistem transportasi Trans Jogja dan jalur kereta api melalui Stasiun Maguwo; semuanya dihubungkan dengan terowongan bawah tanah untuk akses langsung ke terminal udara. Teman saya yang tinggal di Jogja berpendapat bahwa visi dan misi pemda DIY sudah tepat dengan menata sistem transportasi seperti ini. Tinggal bagaimana mengembangkan dan merawat segala fasilitasnya saja.
Kritik saya untuk fasilitas ini:
1) Rute Trans Jogja yang ada sekarang masih terlalu ribet hingga untuk ke satu titik yang sebenarnya tidak jauh, kita mesti putar2 dulu
2) Armada bis yang masih sedikit sehingga waktu menunggu di halte yang terlalu lama.
3) Sebagian armada bis sudah mulai tidak terawat seperti AC yang panas.
4) Jumlah petugas di tiap halte (3 orang) sepertinya terlalu banyak. Mestinya bisa lebih efektif dengan 2 orang saja.
5) Mestinya rutenya disambung sampai ke Candi Borobudur. Hehehe
Yah, tapi baguslah Jogja mempunyai mainan baru ini. Semoga kualitas pelayanannya lebih baik demi kesejahteraan kita semua.
i teringin nak pergi jogja..
huhuhu coba dulu waktu ke Jogja udah ada…nggak perlu naik kopaja ;p