“Skornya 7-2 katanya”, begitu komentar Kang Dodi di posting saya terakhir. Anda semua sudah pahamlah maksudnya: pandangan akhir Pansus Century semalam cukup variatif mulai dari fraksi yang menyetujui tindakan bailout pada November 2008 lalu dan tidak ketinggalan juga fraksi yang menuntut pertanggungjawaban secara hukum pada nama-nama yang mereka sebutkan. Kesimpulannya ya itu tadi: warna-warni.
Lalu apa implikasinya? Sebuah tagline liputan di sebuah televisi hari ini cukup singkat: Pecah Kongsi. Tentunya yang dimaksud adalah pecahnya koalisi antara PD dengan teman-temannya. Masih terlalu dini untuk meraba apakah perpecahan ini akan terjadi; adalah sebuah konsekuensi mahal bagi pemerintah bila hal ini dipaksakan (menurut saya). Namun melihat ajrut-ajrutan dinamika politik selama beberapa bulan terakhir ini, rasanya segala kemungkinan dapat terjadi bila para elit politik sedang emosi.
Eh, tapi sebelum kita lari kesitu, coba kita undur lagi ke pemandangan tadi malam. Saya sendiri gak kuat nonton dagelan rapat pansus semalam sampai akhirnya ketiduran di depan televisi. Tapi sewaktu sempat menyaksikan pandangan akhir 3 fraksi pertama, suasana malam itu sudah bisa tergambar. Cuma terus terang ya “Bapakku Sayang” (istilahnya Madam Sri Gayatri^^), rasanya kok capek ya kita ngalor-ngidul membahas apakah kebijakan bailout itu pas atau tidak. Yang lebih menyakitkan hati rakyat adalah uang USD 670 juta (sengaja saya pake dolar biar lebih shock) itu yang sekarang entah menguap kemana, itu juga tidak dibahas. Layar inilah yang sebenarnya belum terbuka sehingga saya menilai bahwa pekerjaan Pansus, meski sudah on track (ini istilah seorang pengamat yg saya lupa namanya), tapi belum menyentuh dasarnya. Nah, kelihatannya sesudah pandangan akhir ini digelar, Pansus tinggal merumuskan kesimpulan akhir untuk kemudian disampaikan ke paripurna DPR. Sesudah itu, selesai kan?! Berarti soal aliran dana, “selesai” juga kan?!
Sayang sekali kalau langkah Pansus cuma berhenti sampai di sini. Semoga ada mekanisme baru di parlemen yang akan terus menguak kasus ini sampai pada aliran dananya, sehingga terang-benderang.
Ya kita do’akan saja, pergerakan Tim 9 mendapat dukungan dari banyak pihak dan terutama dari para tokoh-tokoh politik negeri ini. Semoga juga apa yang dikatakan oleh Fahri Hamzah, salah satu anggota Pansus Century (FPKS), yang mengajak seluruh anggota DPR untuk melakukan perubahan fundamental dalam tubuh DPR dapat terwujud.
Aminnn; jadi gak perlulah studi banding ke luar negeri ya 😀
Emang, masalah studi banding, jadi momok tersendiri. Mengatasnamakan studi banding, padahal aslinya untuk liburan. Ya seperti itulah adanya, sebuah fenomena dari sebuah perjalanan panjang reformasi!