Gegap –gempita Amprokan Blogger di Bekasi yang baru berlalu masih jelas di ingatan saya. Saya sendiri heran mengapa saya bisa sampai mengikuti acara tersebut. Februari 2010, diawali niat menggiatkan lagi aktivitas ngeblog setelah sekian lama hiatus, saya lalu tidak sengaja menemukan Komunitas Blogger Bekasi dan secara kebetulan pula Be-Blog akan mengadakan perhelatan akbar. Maka saya pun memutuskan untuk ikutan. Ada beberapa poin yang ingin saya refleksikan di sini:
Sarasehan
Setelah gagal mengikuti kegiatan Anjangsana karena ada acara lain yang tidak bisa ditinggal, saya menyusul malam harinya ke Rumah Dinas Walikota Bekasi. Rundown acara yang Panitia kirimkan sebelumnya menyebut acara dimulai jam 19.30; dan perkiraan saya tepat, acara dimulai telat! Saya tidak ingin menyalahkan siapa pun; saya rasanya maklum karena membayangkan seharian para peserta sudah lelah berjalan-jalan dan butuh waktu rehat. Namun ketika acara mulai, suasana protokoler formal nan maha agung sudah terasa. Saya memandang sekeliling dan melihat gerombolan anak-anak muda yang pada dasarnya bebas dan ogah diatur itu duduk lengket di kursinya masing-masing. Belakangan setelah membaca ulasan para blogger lain, saya pun mengetahui kisah perubahan protokoler yang memusingkan panitia tersebut. Belum lagi posisi panggung yang jauh dari kesan ramah membuat kekakuan tidak dapat dipecahkan meski sudah diguncang dengan acara hiburan (pengecualian pada waktu Jelly Tobing tampil dan para blogger joget di bawah panggung). Komentar seorang panitia jujur terdengar, “Semoga besok pagi kita bisa lebih enak ngatur acara.”
Setelah lama menunggu akhirnya Midnight Talkshow dimulai. Inilah acara yang paling menarik karena membuka banyak wawasan. Saya yang dulu biasa ngeblog untuk curhat menjadi tertantang untuk menjadikan aktivitas blogging menjadi bermanfaat melalui tulisan yang bermutu. Tantangan bagi blogger untuk menerbitkan buku juga menarik; hal ini memang membuat seorang peserta mengernyitkan dahi dan berkomentar bahwa blogger seharusnya tidak diatur (komentar yang jujur). Menurut pandangan saya, seorang blogger memang tidak boleh dikungkung kebebasannya, namun di sisi lain ada pula norma yang berlaku dalam dunia penerbitan apabila si blogger tersebut ingin ikut terjun. Kepatuhan terhadap tata bahasa yang baik serta pengamatan terhadap minat pembaca juga mesti menjadi pertimbangan. Kemampuan penyesuaian ini akan menunjukkan kedewasaan si blogger tersebut dalam berkiprah di dunia tulis-menulis yang lain selain blogging.
Secara keseluruhan, saya menilai sarasehan ini lancar. Belum dapat dikatakan sukses karena birokrasi dan protokoler masih menunjukkan jumawanya. Ini menjadi catatan saya bahwa budaya dalam administrasi kota Bekasi masih belum banyak berubah.
Seminar
Acara di hari Minggu ini cuma saya ikuti setengah hari karena saya mesti ke gereja. Saya cuma ikut sesi pertama. Saya merasa bahwa sesi pagi cukup menarik meski tidak banyak yang dapat saya catat. Sayangnya saya tidak ikut sesi kedua, karena begitu seorang panitia mengirimkan materi presentasi Bupati Sragen melalui email, saya terhenyak. Layaklah bila Kabupaten Sragen dijadikan pilot project e-government di Indonesia. Beragam inovasi yang dilakukan oleh pemkab Sragen terlihat jitu dalam memotong jalur birokrasi antara warga dengan institusi pelayanan publik. Memang saya rada bingung juga akan beberapa fasilitasnya, misalnya apakah relevan layanan video conference bagi kegiatan administrasi pemkab? Lalu berapa total biayanya? Namun meski saya yakin langkah Bupati itu menuai resistensi di sana-sini oleh karena biaya yang tidak sedikit, saya beranggapan bahwa ongkos itu perlu dan wajar untuk dikeluarkan demi kelancaran administrasi pemerintahan yang akuntabel.
Bagaimana dengan Bekasi? Meski pemaparan Ibu Nelly menunjukkan bahwa pemkot kita sudah pula menunjukkan geliatnya, saya melihat bahwa pemanfaatan IT dalam administrasi pemerintahan masih belum banyak memberi manfaat bagi warga. Pelayanan publik masih berjalan sendiri-sendiri dan belum banyak didelegasikan ke kantor kecamatan atau kelurahan. Saya contohnya, untuk mengurus KTP mesti ke Kecamatan di Rawa Lumbu, urus PPh ke KPP Pratama Bekasi Selatan, urus SIM ke Samsat; jarak ketiga kantor tersebut sangat berjauhan dan memakan ongkos yang tidak sedikit untuk menyambanginya dari rumah. Menurut saya, warga Bekasi yang berdampingan dengan Jakarta ini sudah banyak melek internet; program edukasi memang harus namun tidak perlu terlalu bertele-tele. Pemkot tidak perlu ragu memindahkan layanannya ke internet guna kepentingan warga. Tidak perlulah kita memikirkan apakah warga nanti mengerti menggunakannya atau tidak. Internet zaman sekarang praktis sudah menjadi kebutuhan; kepentingan pemerintah membangun sistem TI sama tingginya dengan membangun (memperbaiki) jalan.
Catatan Akhir
Salut untuk Be-Blog! Be-Blog berani untuk tidak “bermain aman” dengan cara berkoar-koar tentang perlunya peningkatan layanan e-government di fora luar; Be-Blog justru berbicara langsung dengan yang punya pemerintahan dan menjadikan event Amprokan sebagai legitimasi suara warga. Memang, budaya administrasi dan birokrasi di Bekasi masih belum berubah, namun Be-Blog mampu membuka mata para birokrat tersebut untuk segera berbenah. Melalui Amprokan, saya menyaksikan bahwa rakyat pun mampu “berdemontrasi” dengan cara yang santun dan elegan.
Uwow maksud panitia yang mengirim email itu saya yak
Yep, memang ada sedikit kekakuan karena acara ini pun disupport lebih dari 80% oleh Pemda. Jadi mau nda mau kejadian seperti Sarasehan itu akan terjadi. Eh nanti be-Blog pengen ngadain lagi tuh acara nasional di bulan Mei. Gak ada matinya dah!
Gimana sama deblogger nih gan?
komentar panitia yg dicetak miring itu juga dari kamu kan 😉
Bulan Mei mau ada apaan lagi? Bocoran dong.
deblogger? bikin acara di kampus aja tuh, seru
Tenang minggu ini akan ada konsolidasi untuk pengurus dan minggu besok untuk anggota baru. Kita akan bentuk kepanitiaan untuk ultah deBlogger (rock)
sip gan! 😉
Wah, ini blog ketiga yg saya temukan mengulas ttg amprokan blogger.
Tapi judulnya kok ‘mendobrak’ birokrasi. Kesan nya kok birokrasi entu sesuatu yg harus d hancurkan gitu.
Yang mengulas udah banyak Mas. Saya justru kesiangan. 😀
Komentar Anda menyentil pemikiran saya juga. Memang kok jadinya harus dihancurkan ya? Tapi gini lo Mas, birokrasi memang bagian dari administrasi yang diperlukan “sampai batas tertentu” agar ada ketertiban di pemerintahan. Mungkin yang saya maksud adalah birokrasi yang membatu dan tidak mau berubah; budaya itu yang mesti didobrak 😉
Thanks ya!
Berbicara tentang administrasi atau birokrasi pelayanan publik berbasis pemanfaatan IT, sesungguhnya bukan merupakan persoalan yang sederhana, karena didalamnya ada ego sektoral dari masing-masing bidang pelayanan. Dibutuhkan seorang pemimpin daerah yang memang mengerti dan memiliki political will untuk mengubah kebiasaan yang selama ini berlaku dalam hal yang berkaitan dengan pelayanan publik. Kabupaten Jembrana, adalah salah satu daerah yang bida dijadikan contoh, bagaimana sebuah daerah yang memiliki PAD kecil di Prop Bali tapi bisa mensejahterakan rakyatnya. Itu semua berkat dukungan dan pemanfaatan IT dengan seoptimal mungkin berdasarkan kebijakan top down dari pemimpin daerah yang memang mengerti konsep kebirokrasian di era teknologi saat ini.
Btw, review-nya menarik banged nih bro! 🙂
Bupati Jembrana emang kayaknya nyentrik sih orangnya. 😀
Apa yang anda utarakan memang benar; ego sektoral mesti diatasi oleh political will dari boss besarnya. Pak MM sih kayaknya udah paham banget soal itu. Cuma masalah menggerakkan anak buahnya ini yang perlu waktu.
Ya disitulah masalahnya, sekaligus tantangannya! Andai kau tahu… 🙂
lo kayaknya panitia juga ya? good job 😀
Wah sama dong bro, ane juga baru dateng pas di sarasehan itu. Siangnya harus ke undangan pernikahan temen dulu hehehe..
Sesi pertama juga keren kok untuk seminarnya, ada Mas Romi yang mengupas tuntas gaya ngeblog para blogger.
Nice review bro. Thanks 4 share 🙂
Sayang ya kita berdua gak datang anjangsana 😦
selamat utk amprokan yg sukses ini!
Ya. Selamat utk panitia 😀
thanks ya dah dateng, mudah2an jadi gak hiatus lagih *sama kayak yg ngomong nih.. hekekekek..
heheh sama-sama. Iya nih jangan hiatus melulu donk 😉
Salam….. 🙂
Dangke banyak lai… su posting tentang mprokan Blogger Bekasi. Sebenarnya ada beberapa tamang MBC mau ikut (karena diundang) namun H-2 smuanya batal pergi karena ada kegiatan mendadak dari masing2 teman.
Thanks komentarnya. Kalau mau tahu lebih banyak tentang Amprokan Blogger, coba ke http://www.bloggerbekasi.com. Ada ulasan mendalam tentang kegiatan itu di sana.
Hey, kamu blogger dari kota Ambon ya?! Wah senang bertemu. Ayo kenalkan dengan teman-teman lain dan kita jalin komunikasi. 😀
ck ck ck gua ketinggalan postingan ini euy. dari event kemaren banyak catatan untuk diperhatikan dan dijadikan bahan pelajaran agar kedepannya lebih baik 🙂